Monday, April 16, 2012

Cerita Dewasa Kusetubuhi Mama Temanku Bag 2

Melanjutkan cerita dewasa dari halaman sebelumnya silahkan aja langsung di baca cerita dewasa nya semoga bisa terbayang bayang dan mendapatkan imajinasi yang indah xixixixixi

Hari ini sudah lewat 2 minggu sejak kejadian di malam pesta barbeque itu. Saya sendiri sudah tidak sabar dan frekuensi onani saya malah semakin meningkat, bahkan bisa tiga kali dalam satu hari. Tetapi siang harinya, ketika baru pulang dari sekolah, sesampai di rumah dan duduk di kursi sambil melepas sepatu, saya menggerutu, "Aduh, hari ini kok panas sekali.."Tetapi tiba-tiba saya mendengar pembantu saya berteriak, "Mas Endy ada telpon tuh..!"
Lalu sambil malas-malasan saya bangkit dan mengambil telepon sambil menjawab, "Halo..?"
"Ini Endy yach..?" tanya orang lawan bicara saya.
Saya jawab, "Iya, disana siapa yach..?"
"Kamu udah lupa yach ama saya..?" dengan logat memancing.
Karena merasa dipermainkan, saya mulai emosi dan menjawab, "Disana siapa sich kalo nggak mo bilang lagi saya tutup teleponnya nih..!"
"Kok marah sich..? Nanti tante laporkan kamu lho dan nggak tante kasih kamu kenikmatan lagi." kata lawan bicara saya lagi.

Mendengar kata-katanya yang terakhir tadi, saya jadi teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu dan saya langsung menjawab lagi, "Oh, ini Tante Nita yach..? Sori Tante gua lagi nggak mood nih.. Tante sich main-main aja.."
Lalu Tante Nita berkata "Nggak mood yach..? Jadi sama Tante juga nggak mood donk..? Tadinya Tante mo ajak kamu ke rumah Tante nih, abisnya lagi sepi nih.., tapi nggak jadi deh.."
Dengan cepat saya memotong, "Bentar dulu Tante, kalo Tante sich gua jadi mood lagi nih, emang teman saya (maksudnya anak Tante Nita yang menjadi teman baik saya) nggak ada di rumah yach..?"
"Kamu tenang aja deh.. pokoknya dari sekarang (saat itu jam 12:30) sampe nanti sore jam 5 kita aman deh.., jadi datang nggak..?" tanya Tante Nita.
Tentu saja saya menjawab, "Jadi donk Tante.., bentar lagi saya ke sana Tante, Tante tunggu yach..!"

Setelah itu, saya segera menutup teleponnya seperti tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Kemudian saya segera berlari ke kamar dan ganti baju, terus segera keluar rumah menuju rumah Tante Nita, karena dari rumahku ke rumah Tante Nita memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Karena ingin cepat tiba disana, maka saya naik angkot (angkutan umum perkotaan) saja.

Sesampainya di rumah Tante Nita, saya segera memutar ke belakang karena lewat pintu samping rumah Tante Nita lebih aman dan sepi. Kemudian dengan perlahan saya mengetuk pintu dan terdengar Tante Nita menjawab.
"Iya, bentar.." lalu Tante Nita membuka pintu dan mempersilakan saya masuk.
Di depan saya, Tante Nita berpakaian kaos oblong dan celana pendek putih. Berpenampilan seperti itu tentu saja sama dengan menampakkan BH dan CD-nya yang berwarna hitam secara sengaja kepada saya. Dalam pikiran saya mungkin Tante Nita sengaja membuat saya terangsang, tetapi saya berusaha tetap tenang, yah.. stay cool deh pokoknya.

Setelah itu, Tante Nita menyuruh saya mengikutinya dan saya pun berjalan. Tetapi begitu melihat pinggulnya yang bergoyang, saya tidak tahan lagi, segera saya menarik Tante Nita dan menciumnya. Tante Nita pun segera membalas ciumanku dan tangan saya segera bergerak untuk membuka bajunya.
Bersamaan dengan itu, Tante Nita berkata, "Jangan di sini donk sayang..!"
"Dimana Tante..?" tanya saya.
"Di kamar Tante aja.." kata Tante Nita.
Lalu saya pun segera menarik tangan Tante Nita dan berkata, "Jadi, tunggu apa lagi Tante..?"

Setelah sampai di kamar Tante Nita, saya segera merebahkannya. Di mata saya, Tante Nita tampak sangat anggun dan mengairahkan. Dengan tidak membuang waktu lagi, saya segera menciumnya dan ciuman saya di balas Tante Nita dengan hangat. Sementara itu tangan saya segera bergerak aktif untuk meremas buah dada Tante Nita. Tiba-tiba Tante Nita mendorongku dan dengan terkejut saya bangkit, tetapi kemudian Tante Nita segera menarikku dan naik di atas tubuhku sehingga posisi saya sekarang adalah Tante Nita di atas tubuh saya. Saya segera mambuka baju Tante Nita sehingga tampaklah buah dadanya yang masih dibungkus oleh BH hitamnya. Saat itu Tante Nita menunduk sehingga sekarang buah dadanya tampak di depan mataku dengan sangat jelas.

Untuk menghemat waktu dan karena memang saya juga sudah sangat terangsang, maka saya segera melumat payudara Tante Nita dan melepas BH hitamnya.
"Aduh enak sekali, ahh.. uh.. stt.." desahnya yang menandakan Tante Nita sudah terangsang.
Karena sudah terangsang maka Tante Nita segera melepas baju dan celana saya, sehingga saya hanya tinggal memakai CD saja. Kemudian saya berguling ke samping sehingga posisi saya sekarang di atas Tante Nita, lalu saya segera merangkak turun dan melepas celananya sehingga tampaklah pemandangan di depan wajah saya sebuah surga kenikmatan yang masih terbungkus oleh kain hitam. Tanpa menunggu aba-aba darinya, saya langsung melepaskan CD-nya Tante Nita dan tampaklah kemaluan Tante Nita yang terawat dengan rapih. Sungguh sangat indah dan berbeda dengan yang pertama kali saya lihat dulu.

Dengan perlahan saya menjilati permukaan vaginanya dan Tante Nita pun segera mengerang.
"Aduh, nikmat sekali.. sungguh.. geli tapi.. ahh.. uhh.. terus Endy.."
Segera saya menaikkan permainan saya sehingga tidak lama kemudian Tante Nita pun menjerit.
"Aduh saya sampai Ndyy.. segera keluar.. ahh.."
Lalu saya segera menghisap bijian di kemaluan Tante Nita sehingga saat cairan kemaluan Tante Nita keluar, segera saya hisap habis dan menelannya.
Dalam sisa kenikmatannya, Tante Nita berkata, "Endy.. biarkan Tante Nita istirahat yach..? Nanti Tante Nita baru melanjutkannya kembali."
Saya segera menjawab, "Iya Tante.."

Setelah beristirahat 15 menit, Tante Nita mulai bangkit dan segera melepas CD saya. Tampaklah kemaluan saya yang masih dalam posisi setengah tiang. Tante Nita segera memasukkannya ke dalam mulutnya dan menjilatinya. Di dalam mulut Tante Nita, kemaluanku segera mengeras hingga dalam posisi yang siap tempur. Tante Nita sungguh sangat berpengalaman dalam menjilati kejantanan pria yang dengan cara menghisap dan kadang-kadang mengigitnya dengan perlahan. Hal ini membuatku sangat terangsang. Karena sudah tidak tahan lagi, maka saya segera menarik tubuh Tante Nita ke atas dan dan membalikkannya.

"Tante Nita, saya sudah tidak tahan lagi, sekarang saya masukkan yach Tante..?" tanya saya yang sudah merasa sangat terangsang.
Tante Nita menjawab, "Terserah kamu Ndyy.., tapi hati-hati yach soalnya punya tante udah lama nih nggak digunakan.."
Dengan pelan dan hati-hati saya mengarahkan kepala kemaluan saya ke dalam lubang kemaluan Tante. Kepala kemaluan saya mulai menyentuh bibir kemaluan Tante Nita, lalu saya menekannya sehingga kepala kemaluan saya sudah terbenam ke dalamnya.
Tante Nita segera menjerit, "Aduh.. sakit sekali.. pelan-pelan Ndy.."Tetapi saya sudah tidak perduli lagi, saya segera melanjutkan aksi saya dengan menekan kemaluaan saya lebih dalam lagi dan kepala kemaluan saya juga mulai terasa perih karena ini adalah pertama kali saya melakukan hubungan intim. Saya tetap menekan batang kemaluan saya sehingga tidak lama kemudian, seluruh kemaluan saya sudah terbenam dalam kemaluan Tante Nita.
Tante Nita lalu mengerang, "Aduh sakit sekali.. biarkan tetap di dalam Endy, aduh.. ahh.. ehmm.. uh.."

Setelah terdiam hampir 5 menit, saya segera mengoyang pinggul saya dengan naik turun secara berirama dan Tante Nita pun mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang membuat saya merasa sangat keenakan.
Tante Nita tiba-tiba mengerang secara tidak jelas, "Aduh.. sakit sekali, tapi enak sekali, terus Endy.."
Saya sudah tidak memperdulikan Tante Nita dan hanya terus memacu kemaluan saya untuk mencapai kenikmatan.

Tidak lama kemudian, setelah 8 menit, saya mendengar Tante Nita menjerit kembali, "Aduh.. saya sampai Ndyy.. akan segera keluar nih.."
Saya menjawabnya, "Sebentar lagi Nita, sebentar lagi.. saya juga hampir sampai nih.."
Tidak lama, Tante Nita tiba-tiba mengejang dan saya merasakan ada cairan hangat di dalam kemaluan Tante Nita dan Tante Nita mengerang lagi, "Aduh.. ahh.. aku sampai Endy.. nikmat sekali.."

Tidak sampai disitu, selang beberapa detik, saya merasa juga ada yang mendesak keluar dari kemaluan saya dan akan segera meledak.
Rupanya saya juga telah mencapai kenikmatan dunia dan saya menjerit, "Saya sampai Tante eh.. ahh.. nikmat sekali"
Lalu saya segera jatuh dan berbaring di samping tubuh Tante Nita sambil merasakan sisa kenikmatan yang telah kami capai berdua.

Setelah beristirahat, kami melakukannya lagi 3 kali dalam tempo yang cepat. Tante Nita dan saya sama-sama mencapai puncak kenikmatan 3 kali.
Setelah mandi dan pikiran kami sudah tidak terpengaruh nafsu lagi, Tante Nita berkata padaku, "Tante Nita minta maaf Endy.. tadi Tante Nita telah merenggut keperjakaan kamu.. sungguh Tante Nita minta maaf.."
Tetapi saya segera berkata, "Tidak apa-apa Tante, saya rela kok menyerahkannya pada Tante, sungguh saya sangat menyukai permainan tadi. Tapi Tante Nita harus janji kalo Tante Nita lain kali harus memberikan kenikmatan yang sama lagi kepadaku..!"
Sambil tersenyum, Tante Nita berkata, "Iya.. Tante sangat senang dengan permainan tadi, Tante janji, Tante bersedia melayani kamu lagi, tapi kamu juga harus membuat Tante merasa keenakan seperti tadi.." dan saya mengiyakannya.

Hubungan kami hampir berlangsung selama 2 tahun, tetapi kami melakukannya dengan cara-cara yang tradisional. Saya maupun Tante Nita tidak menyukai gaya-gaya yang terlalu berani seperti gaya anjing maupun yang lainnya. Hubungan kami sekarang meskipun belum diputuskan berakhir, tetapi kami hampir tidak pernah berjumpa lagi, karena saya sudah melanjutkan kuliah di luar kota yang tentu saja dengan anaknya Tante Nita. Hubungan saya dengan Tante Nita sampai sekarang tetap menjadi rahasia kecil kami. Jikalau saya liburan dan pulang ke kampung halaman saya, Tante Nita selalu meminta bagiannya dan saya pun dengan senang hati melayaninya.

Ini merupakan pengalaman yang saya alami sendiri. Meskipun banyak yang kurahasiakan di sini, tetapi cerita ini adalah benar-benar terjadi. Kritik dan sarannya saya tunggu di email saya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

TAMAT

Cerita Dewasa Kusetubuhi Mama Temanku Bag 1

Halo ketemu lagi dengan yang namanya cerita dewasa siap yang suka cerita dewasa setengah baya nah ini dia ada dua episode ini yang bagian pertama yang ke dua ada di halaman setelah ini jadi langsung aja silahkan di baca cerita dewasa setengah baya ini

Ini cerita yang kualami kurang lebih 2 tahun yang lalu. Saya adalah seorang siswa SMU swasta di sebuah kota X, nama saya adalah Endy dan saya saat ini berumur 18 tahun. Saya mempunyai suatu kebiasaan untuk melakukan onani, yah mungkin satu kali untuk satu hari. Saya mempunyai seorang teman, bisa dikatakan dia merupakan teman saya yang terbaik, karena hampir setiap hari kami selalu bersama. Saya memang sering main ke rumahnya dan tentu saja, saya sering berjumpa dengan mamanya. Dapat dikatakan mamanya saat ini kira-kira berusia 36 tahun, tetapi tubuhnya terlihat bagaikan seorang gadis yang berusia 20 tahunan. Yah montok dan padat sekali dan saya memanggil mamanya Tante Nita. Tentu saja saya sering melakukan onani dengan menghayalkan mama kawanku ini.

Suatu hari, kami bersama teman-teman sekolah lainnya akan melaksanakan pesta barbeque dan tempat kami berkumpul merupakan rumah dari kawanku ini. Karena masih menunggu teman kami yang belum hadir, maka saya bermain di rumah kawanku ini dengan permainan dadu dengan yang lainnya. Mungkin karena kebetulan saya melempar dadunya terlalu kuat, maka dadu itu jatuh ke arah kamar mama temanku. Lalu dengan malas dan ogah-ogahan, saya bangkit untuk mengambil dadunya. Tetapi saat akan mengambil dadunya, saya melihat suatu pemandangan yang membuat saya sangat terangsang. Saya melihat Tante Nita hanya memakai celana dalamnya saja, langsung saja kemaluan saya terbangun dan saya segera berjalan keluar sambil berusaha menenangkan diri. Sambil bermain dadu kembali, saya menghayalkan bentuk tubuh Tante Nita yang membuatku sangat terangsang. Tetapi sesaat kemudian, Tante Nita keluar dari kamarnya. Dengan serempak, kami memanggilnya dengan panggilan Tante, tetapi saya tidak berani untuk menatapnya, yah mungkin karena saya malu dan agak sedikit takut mengingat kejadian tadi.

Karena temanku sudah memanggil, maka kami menyudahi permainan dadu kami dan kami mulai bergerak ke luar rumah. Sesaat sampai di luar rumah, saya melihat Tante Nita sedang berdiri sambil memandang ke arahku, lalu dia menyuruhku untuk menemaninya ke rumahnya yang lain untuk sekedar mengambil barang bekas. Dengan gugup saya menjawab dengan jawaban "Ya", lalu Tante Nita mengambil kunci rumahnya dan kami pun berangkat. Sambil mengikutinya dari belakang, saya memperhatikan goyangan pinggulnya dan tentu saja saat ini saya sudah sangat ingin melakukan masturbasi, tetapi karena balum memiliki kesempatan, maka saya diam saja sambil menghayalkan sedang bersetubuh dengan Tante Nita.

Sesampainya di rumah tersebut, saya melihat rumah tersebut sudah lama tidak dihuni, mungkin saja karena Tante Nita baru saja pindah ke rumah baru. Kemudian kami pun masuk ke dalam. Dengan hati-hati saya memperhatikan sekeliling rumah tersebut. Memang agak berdebu tetapi masih terlihat kalau rumah tersebut rapi.
Sesampainya di ruang tengah rumah tersebut, Tante Nita bertanya kepadaku, "Apa yang kamu lihat waktu kamu mengambil dadu yang terjatuh itu tadi..?"
Dengan terkejut saya menjawab, "Saya tidak melihat apa-apa, Tante.."
Lalu Tante Nita berkata, "Kamu jangan bohong, nanti saya laporkan bahwa kamu berbuat yang tidak senonoh pada Tante.."

Dengan terbata-bata, saya menjawab bahwa saya melihat Tante sedang ganti baju, tetapi saya tidak melihatnya dengan jelas.
Lalu Tante Nita bertanya lagi, "Apakah kamu ingin melihatnya sekali lagi..?"
Seperti mendapat durian runtuh, maka saya menjawab, "Kalo Tante Nita mengijinkan, saya mau Tante."
Sesaat Tante Nita diam, lalu dia menyuruh saya untuk mendekat. Dengan hati-hati, maka saya mendekat padanya, lalu Tante Nita menarik tangan saya dan mencium bibir saya. Tentu saja saya balas dengan ciuman kembali, sedangkan kedua tangan saya diam saja karena sesungguhnya saya dalam keadaan yang sangat tegang.

Berbeda dengan tangan Tante Nita, tangannya mulai memegang kejantanan saya dan satunya lagi mulai meremas pantat saya. Kemudian Tante Nita mulai membuka resluiting celana saya dan mulai mengocok kemaluan saya. Saya merasakan kenikmatan karena tangan Tante Nita sangat lembut dan sangat berpengalaman. Karena terbawa perasaan nikmatnya, mata saya mulai tertutup dan mulai menikmati permainan Tante Nita. Belum berlangsung lama permainan kami, Tante Nita menghentikan permainannya, tentu saja hal ini membuat saya keheranan.

Lalu saya mulai berani menatapnya dan saya bertanya kepadanya, "Tante, bolehkah saya memegang payudara Tante..?"
Sambil sedikit tersenyum, Tante Nita berkata, "Terserah kamu sayang.."
Lalu tangan saya mulai meraba payudara Tante, tetapi saya merabanya dari luar saja karena masih tertutup oleh baju dah BH-nya.
Karena merasa kurang puas, maka saya bertanya lagi, "Tante, bolekah saya membuka baju tante..?"
Dengan sedikit kesal, Tante Nita menjawab, "Kamu boleh melakukan semua yang ingin kamu lakukan, tubuh saya sekarang ini adalah milikmu sepenuhnya."
Dengan terbata-bata saya menjawab, "Terima kasih Tante.."
Lalu Tante Nita berkata lagi, "Panggil saya Nita saja, tidak usah lagi sebutkan Tantenya."
Lalu saya menjawab, "Ya, Tante.., eh, maksud saya Nita."

Permainan terus berlanjut, saya mulai membuka kancing baju Tante Nita. Terlihatlah dua bukit kembar yang indah sekali, mungkin ukurannya sekitar 36A. Lalu saya mulai meremas dan mencium payudara Tante Nita dan Tante Nita mulai merasakan kenikmatan dan mengeluarkan suara desahan.
"Uuhh.. ahh..,"
Saya mulai membuka ikatan BH-nya dan menyemburlah payudaranya. Dengan liar bibir saya mulai menghisap payudara yang di sebelah kanan, sedangkan tangan saya meremas dengan keras payudaranya yang di sebelah kiri. Saya terus menghisap puting payudara Tante Nita kurang lebih 5 menit lamanya. Kemudian saya melepaskannya dan saya melihat putingnya sudah berwarna kemerah-merahan agak hitam.

Kemudian Tante Nita mulai turun dan berjongkok di hadapan kemaluan saya. Dengan cepat dia menurunkan celana jeans saya sekaligus dengan celana dalam saya, lalu dia pun membuka mulutnya dan memasukkan kemaluan saya ke mulutnya. Hal ini membuat saya terkejut, kemudian Tante Nita mulai menghisap kemaluan saya dan memainkannya di dalam mulutnya yang membuat saya lupa diri. Tangan saya mulai menjambak rambut Tante Nita dan kaki saya mulai menjinjit karena saya merasakan kenikmatan yang hebat.
Kurang lebih 10 menit kemudian, saya merasakan ada yang mendesak keluar seperti saat saya sedang melakukan masturbasi dan saya mulai mengerang, "Aduh, Nita.. saya sampai nih, uh.. uhh.. uuhh.."
Dan Tante Nita mulai mempercepat permainannya dan akhirnya saya mengeluarkan cairan sperma saya di dalam mulutnya Tante Nita. Saya merasakan Tante Nita menghisap habis seluruh sperma saya dan menelannya. Dalam sisa-sisa kenikmatan, saya melihat Tante Nita bangkit dan mencium bibir saya, yang tentu saja saya balas dengan ciuman yang hangat dan liar.

Hanya dalam hitungan beberapa detik, Tante Nita menekan kepala saya dan saya pun mengerti apa yang diinginkan Tante Nita. Saya mulai berjongkok dan Tante Nita berganti posisi dengan tubuhnya bersandar pada dinding rumah. Dengan perlahan saya menurunkan celanan Tante, lalu saya melihat CD warna biru langitnya Tante Nita dengan segunduk daging yang menonjol di antara kakinya, selain itu saya juga melihat CD-nya mulai basah oleh cairan kemaluannya.
Tante Nita berkata kepada saya, "Endy, cepat donk.., Tante sudah nggak tahan nih.."
Dengan tenang saya menjawab, "Iya Nita..," dan saya mulai memeloroti CD-nya.
Saya melihat rambut kemaluan Tante Nita yang sungguh subur tetapi terawat dengan rapih.

Sejujurnya, saya sungguh tidak menyangka keindahan alat kelamin wanita ini berbeda dengan yang pernah saya lihat di film-film blue bahkan sangat berbeda. Dengan perlahan-lahan, saya mulai menyapu kemaluan Tante Nita dengan lidah saya. Sesudah rambut kemaluannya basah oleh air liur saya, saya mulai memasukkan lidah saya di antara kemaluannya dan saya menemukan sebuah bijian kecil. Dengan lidah saya, saya mulai menjilati biji tersebut, hal ini membuat Tante Nita mengerang keenakan.
"Endy.., terus.., Tante merasa nikmat sekali, ah.. ah.. uhh.." desahnya.
Karena merasakan Tante Nita yang mulai terangsang, maka saya mempercepat jilatan saya pada bijian tersebut kurang lebih 6 menit Tante Nita menjerit sambil memegang dan menjambak rambut saya.
"Uhh.. Tante sampai nihh.. ayo terus Ndyy.. ah.. ehmm.. nikmat sekali."

Lalu saya melepaskan permainan lidah saya dan saya melanjutkan dengan tangan saya yang mulai mengosok dan mengocok kemaluan Tante Nita karena saya merasa jijik untuk menghisap air kemaluan wanita tetapi dengan cepat Tante menarik kepalaku dan mengarahkannya kembali ke kemaluannya. Karena ingin memuaskan Tante Nita, maka saya mulai memainkan lidah saya di kemaluan Tante Nita.
Akhirnya Tante mengejang dan berteriak, "Ahh.. ahh.. auu.. ehmm.. saya sampai, terus Ndyy.. uhh.. ahh.. aahh.."
Saya merasakan ada cairan yang keluar dari kemaluan Tante, maka saya menghisap seluruh cairan tersebut sampai kering dan kemudian saya menelannya.

Karena melihat Tante Nita sedang merasakan sisa-sisa kenikmatannya maka saya bangkit dan mencium bibirnya, sedangkan tangan saya meremas payudaranya.
Lalu Tante Nita membuka matanya dan tersenyum nakal sambil berkata, "Endy, kamu kurang ajar sekali, bahkan dengan mama kawan baikmu pun kamu berani berbuat begitu."
Dengan terkejut saya berkata, "Tapi Tante, saya tidak bermaksud begitu, khan tante yang.."
Belum selesai saya berkata Tante Nita memotongnya dan berkata, "Saya tahu kamu tidak bermaksud begitu tapi kamu sudah melakukannya jadi ya.., nggak apa-apa deh.. tante suka dengan permainan kamu. Lain kali kamu harus melakukannya dengan Tante lagi, kalo tidak.. Tante akan laporkan kamu sama yang lainnya!"
Lalu saya tersenyum dan berkata, "Tante nakal sekali, saya sampai terkejut, tapi Tante jangan khawatir, lain kali saya akan melayani Tante lagi, saya janji Nita."
"Kamu harus ingat janji kamu yach.. sekarang kita harus berpakaian kembali, lalu kamu kembali ke teman kamu.. khan kamu mau barbeque khan..?" kata Tante Nita kemudian yang sempat membuatku terkejut seperti sadar kembali kalau kami sudah meninggalkan acara pesta.

Dengan cepat saya mulai membetulkan pakaian saya dan merapikan rambut saya sambil bertanya kepada Tante Nita, "Tante.., kita sudah pergi berapa lama sih..? Kalo ketahuan gimana, Tante..?"
Dengan tenang Tante menjawab, "Kamu jangan khawatir, Tante akan mengaturnya supaya aman."
Lalu kami pun kembali ke rumah Tante Nita yang baru meskipun dalan hatiku masih ada sedikit keraguan. Sesampainya disana, Tante berkata bahwa kami membongkar seluruh rumah untuk mencari kunci lemarinya sehingga memerlukan waktu setengah jam. Sambil bernafas lega, saya menoleh ke arah Tante Nita dan melihatnya tertawa, sungguh mengoda sekali.

Beginilah awal kisahku dengan Tante Nita yang merupakan mama dari kawan baikku. Di pesta barbeque bersama temanku, saya merasa sangat tidak tenang bahkan terasa ada yang ingin dikeluarkan. Akhirnya saya pun melakukan masturbasi di kamar mandi, tentu saja sambil menghayalkan Tante Nita. Dalam hati saya tentu saja sangat ingin untuk melakukannya dengan Tante nita, tetapi yah..

Bersambung ke bagian 02

Silahkan langsung ke halaman depan buat membaca kelanjutan cerita dewasa nay hanya di berita terbaru thanks a lot.

Saturday, April 14, 2012

Cerita Dewasa Teman Chattingku

Hi pecinta gadis dan wanita pasti juga suka dengan yang namanya cerita dewasa kali ini hadir dengan judul cerita dewasa yang ceritanya menceritakan seorang gadis muda nah biar enak dan ga penasaran langsung aja di baca cerita dewasa nya ya di bawh ini caww...

Sebelumnya, kuperkenalkan diriku dulu. Namaku Yeni. Aku lahir dan dibesarkan di kota Bandung. Usiaku 33 tahun, aku bekerja di sebuah bank swasta di Jalan Asia Afrika, Bandung. Saat ini aku hidup sendiri. Aku pernah menikah, kurang lebih selama empat tahun. Pernikahanku tidak dikaruniai anak. Aku bercerai, karena suamiku berselingkuh dengan rekan bisnisnya.

Untuk mengusir kejenuhan dalam kesendirianku selama kurang lebih satu tahun setengah, aku selalu menghibur diriku dengan membaca. Kadang aku chatting, akan tetapi aku tidak berharaf untuk bertemu dengan teman chatting-ku. Aku masih trauma akibat perlakuan suamiku terhadapku.

Aku kenal beberapa orang teman chatting yang asyik untuk diajak bercanda ataupun berdiskusi, salah satunya adalah Ferdy. Dia anak kuliahan, semester akhir di perguruan tinggi swasta di Bandung. Ferdy merupakan teman chatting-ku yang pertama kali yang pernah bertemu denganku.

Pada awal perkenalannya aku kurang respek terhadapnya, karena email-nya saja menyeramkan, dapat pembaca bayangkan, cari_ce_maniax@***.** (edited). Tapi entah angin apa yang membuatku penasaran untuk bertemu dengannya, padahal aku baru sekali chatting dengannya. Cerita selanjutnya adalah pertemuan pertamaku dengan Ferdy yang berakhir ke sebuah hotel di sekitar jalan Setiabudi.

Hari itu, Sabtu tanggal 16 Juni 2001, aku berjanji untuk bertemu dengan Ferdy di sebuah cafe di belakang BIP pukul 16.00. Aku sengaja datang lebih awal sekitar pukul 15.45, dan memilih tempat yang agak ke pojok agar aku dapat melihat dia terlebih dahulu. Aku memesan minuman, dan mataku tertuju terus ke arah pintu masuk cafe.

Sambil menunggu Ferdy datang, aku memperhatikan orang di sekelilingku. Aku merasa risih sekali, karena ada anak muda (usianya sekita 25 tahunan) yang duduk sendirian di meja sebelahku memperhatikan terus sejak pertama aku masuk cafe. Tapi aku cuek saja. Tepat pukul 16.00, anak muda itu menghampiri diriku dan memperkenalkan dirinya. Namanya Ferdy.

Aku kaget sekali, karena tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa Ferdy itu masih muda. Dia masih sangat muda, padahal ketika chatting, dia mengaku berusia 35 tahun. Dan tentunya juga, selama aku berkomunikasi melalui telepon, suara Ferdy kelihatan seperti seorang bapak-bapak dan sangat dewasa sekali. Aku sangat grogi. Untuk menghilangkan rasa grogi, kupersilakan Ferdy duduk dan memesankan minuman.

"Maaf Bu Yeni, saya berbohong kepada Ibu. Saya mengaku berusia 35 tahun, padahal usia saya tidak setua itu. Tentunya juga, saya mohon maaf tidak memakai pakaian yang saya janjikan. Saya harus panggil siapa nih? Ibu atau Mbak atau Tante atau siapa ya?"
"Yeni saja deh, biar lebih akrab," jawabku.
Selanjutnya Ferdy bercerita, kenapa dia berbohong usia, juga aktifitasnya sehari-hari, begitu juga aku menceritakan aktifitasku dan kehidupan sehari-hariku. Aku tidak menyangka dari cara dia berkomunikasi sangat dewasa dan banyak dibumbui dengan kata-kata humor, sehingga aku dibuat terpingkal-pingkal olehnya.

Tidak terasa, waktu bergulir dengan cepat. Sekitar pukul 5 sore, Ferdy mengajak nonton bioskop di BIP. Aku tidak sungkan-sungkan, langsung mengiyakan saja. Sepulang nonton sekitar jam 7 malam, aku mengantarkan Ferdy pulang dengan Baleno-ku ke daerah Cihampelas. Ditengah perjalanan Ferdy mengajakku main ke Ciater. Aku sih tidak masalah, karena di rumah pun aku hanya tinggal sendirian.

Di daerah Lembang kami beristirahat dulu dan bercengkrama sambil menghabiskan minuman dan jagung bakar. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Akhirnya niat ke Ciater kubatalkan saja. Aku mengajak Ferdy pulang saja. Dia pun mengiyakannya.

Sepanjang perjalanan pulang ke Bandung, Ferdy mulai agak-agak nakal. Sambil bercerita, dia sudah berani mengelus-elus tanganku ketika aku sedang memindahkan perseneling. Pada awalnya kutepis, tapi bandel juga ini anak. Dia tidak pernah kapok, walau kutepis berkali-kali. Karena bosan dan tidak ada hasilnya kalau kularang, maka kubiarkan dia mengelus-elus tanganku.

Aku akui, elusannya itu membuat hatiku berdebar lebih cepat dari biasanya. Bahkan semakin lama elusannya semakin ganas, dan sudah mulai berani mengelus pahaku. Kubiarkan saja, dan aku tetap konsentrasi menyetir mobil. Entah karena suasana yang mendukung, karena kami hanya berdua-duaan, ataukah karena kesepianku selama ini, karena sudah lama tidak dielus laki-laki. Aku membiarkan tangannya beraksi lebih jauh. Aku mulai merinding, dan darahku serasa panas menjalar seluruh tubuhku. Semakin lama, Aku semakin menikmati elusan tangannya.

Sekarang Ferdy sudah sangat berani! Dia sudah berani memegang payudaraku. Aku mulai terangsang. Aku sudah tidak kuat lagi merasakan elusan tangannya. Akhirnya mobil kupinggirkan. Aku tanyakan Ferdy, kenapa dia berani memperlakukanku seperti itu, padahal dalam hati aku pun menginginkannya. Dia minta maaf, tapi tangannya tetap tidak mau lepas dari payudaraku. Aku tak kuasa menahan rangsangannya. Akhirnya kubalas elusan tangannya dengan sebuah ciuman di keningnya. Aku tidak menyangka dia menarik tubuhku, dan menciumi bibirku. Dia melumat bibirku, sampai-sampai aku sulit untuk bernafas.

Dia mulai berani menyelusupkan tangannya di kaos ketat unguku. Aku biarkan saja. Sungguh permainan yang indah, mulutku sudah tersumpal oleh lidah Ferdy, dan tangannya pun begitu terampil mengelus-elus payudaraku. Bahkan putingku pun sudah dia elus.
Aku melenguh, "Sh.. ah.. sh.. ah.. sh.. ah.."

Tangan kirinya mulai turun ke arah pangkal pahaku. Aku geli sehingga menggerinjal. Tangannya mulai membuka reseletingku perlahan-lahan. Detik demi detik kurasakan tangannya mulai mengelus kemaluanku. Aku semakin keras mengeluarkan suara. Dan akhirnya aku kaget, ketika ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan, menyorotkan sinar lampunya. Konsentrasiku buyar. Aku lalu membereskan reseletingku dan kaos ketat unguku. Begitu juga Ferdy. Akhirnya permainan yang berlangsung sekitar setengah jam itu harus berakhir karena sorotan lampu mobil yang lewat tadi. Di sekitar selangkanganku terasa basah.

"Yeni, maafin Ferdy ya. Telah berlaku kurang ajar sama Yeni."
"Nggak apa-apa koq Fer. Tapi saya bingung, kenapa koq kamu berani berbuat seperti itu kepada saya. Padahal kamu kan 8 tahun lebih muda dari saya."
"Nggak tahu deh, Yen. Mungkin saya mulai menyukaimu sejak pertemuan kita di Cafe."
"Gombal ah.." kataku agak manja.
"Aku geli banget lho, waktu kamu elus tadi. Mungkin karena aku baru merasakan lagi sentuhan pria, ya Fer. Kalau boleh aku jujur, baru kali ini, ada cowok yang menyentuh aku lho Fer. Sejak perceraian aku dengan suami satu setengah tahun yang lalu."
"Sudahlah Yen, jangan ngomongin perceraian, nanti kamu sedih. Mendingan kita melanjutkan perjalanan deh.."

Aku melanjutkan perjalanan dengan berbagai gejolak perasaan dan kenikmatan yang baru aku raih bersama Ferdy. Sambil aku menyetir mobil, Ferdy tidak lupa mengelus pahaku juga payudaraku.
"Yen, bagaimana kalau kita berhenti dulu di hotel. Biar kita bisa lebih tenang melakukannya."
Aku bingung, antara mengiyakan dan tidak. Jujur saja, aku ingin merasakan lebih jauh lagi dari elusan lembutnya itu. Tapi aku ragu dan malu. Akhirnya kuputuskan, mengiyakan ajakkannya.

Sesampainya di kamar Hotel "S" di sekitar Setiabudi, Ferdy tidak memberikan kesempatan untukku beristirahat. Dia langsung memelukku dan melumat bibirku. Aku gelapan dan tidak kuasa menolaknya ketika Ferdy mulai mebuka kaos ketat unguku dan membuka celana panjangku. Aku disuruhnya duduk di atas meja. Dengan elusan tangannya, Ferdy telah membuka bra-ku yang berukuran 36B dan celana dalamku. Dia semakin beringas, bagaikan macan kelaparan. Ferdy mulai menciumi lubang kewanitaanku.
"Ah.. uh.. ah.. uh.. ah.. teru..s Fer.. Ah.. Enaa..k ah.. uh shh.. shh.. uh.."
Rasanya tidak terlukiskan, badanku menggeliat-geliat bagai ulat kepanasan. Lidah Ferdy merojok-rojok vaginaku dan menjilat klitorisku yang sebesar kacang kedelai.

Lalu kubuka kemeja dan celana jeansnya Ferdy. Kaget! Ternyata "barang"-nya Ferdy sudah keluar melewati celana dalamnya. Kelihatan ujungnya memerah. Aku takut, apakah lubang kewanitaanku muat untuk "barang"-nya Ferdy.

Sudah terasa satu jari dimasukkan ke dalam lubang kewanitaanku. Dikeluar-masukkannya jari itu dan diputar-putar. Digoyang ke kanan dan kiri. Satu jari dimasukkannya lagi. Terasa sakit, tapi nikmat. Mungkin masih penasaran, Ferdy memasukkan jarinya yang ketiga. Dikeluar-masukkan, digoyang kiri kanan. Nikmat sekali. Sedangkan tangan kirinya membantu membuka lubang kewanitaanku untuk mempermudah memasukkan jari-jari kanannya.
"Ah.. uh.. ah.. sh.. uhh.. shh.. terus Fer.. aduh.. nggak kuat Fer.. Aku mau keluar nih.."
Akhirnya aku basah. Aku tersenyum puas.

"Sekarang gantian ya, jilatin punyaku dong Yen.." Ferdy memohon kepadaku.
"Iya Fer, tapi punyamu panjang, muat nggak ya..?" jawabku.
"Coba saja dulu, Yen. Nanti juga terbiasa."
"Auh.. aw.. jangan didorong dong Fer, malah masuk ke tenggorokkanku, pelan-pelan saja ya. Punyamu kan panjang."

Sekitar lima belas menit kemudian erangan Ferdy semakin menjadi-jadi.
"Ah.. uh.. oh.. ah.. sh.. uh.. oh.. uh.. ah.. uh.."
Kuhisap semakin kuat dan kuat, Ferdy pun semakin keras erangannya. Ferdy mulai ingat, tangannya bekerja lagi mengelus vaginaku yang mulai mengering, basah kembali. Mulutku masih penuh kemaluan Ferdy dengan gerakan keluar masuk seperti penyanyi karaoke.

"Sudah dulu Yen, aku nggak tahan.., masukkin saja ke punyamu ya..?" pinta Ferdy.
Aku hanya menganggukkan kepala saja, sambil berharaf-harap cemas apakah punyaku muat atau tidak dimasuki kepunyaannya Ferdi. Kedua kakiku diangkat ke pundak kiri dan kanannya, sehingga posisiku mengangkang. Dia dapat melihat dengan jelas kemaluanku yang kecil namun kelihatan gemuk seperti bakpau.

Kulihat dia mengelus kemaluannya, dan menyenggol-nyenggolkan pada kemaluanku, aku kegelian. Dibukanya kemaluanku dengan tangan kirinya, dan tangan kanan menuntun kemaluannya yang besar dan panjang menuju lubang kewanitaanku. Didorongnya perlahan, "Sreett..," dia melihatku sambil tersenyum dan dicobanya sekali lagi. Mulai kurasakan ujung kemaluan Ferdy masuk perlahan. Aku mulai geli, tetapi agak sakit sedikit. Mungkin karena lubang kewanitaanku tidak pernah lagi dimasuki kemaluan laki-laki. Ferdy melihat aku meringis menahan sakit, dia berhenti dan bertanya.
"Sakit ya..?"
Aku tidak menjawab, hanya kupejamkan mataku ingin cepat merasakan kemaluan besarnya itu.

Digoyangnya perlahan dan, "Bleess.." digenjotnya kuat pantatnya ke depan hingga aku menjerit, "Aaauu.."
Kutahan pantat Ferdy untuk tidak bergerak. Rupanya dia mengerti kemaluanku agak sakit, dan dia juga ikut diam sesaat. Kurasakan kemaluan Ferdy berdenyut dan aku tidak mau ketinggalan. Aku berusaha mengejang, sehingga kemaluan Ferdy merasa kupijit-pijit. Selang beberapa saat, kemaluanku rupanya sudah dapat menerima semua kemaluan Ferdy dengan baik dan mulai berair, sehingga ini memudahkan Ferdy untuk bergerak. Aku mulai basah dan terasa ada kenikmatan mengalir di sela pahaku. Perlahan Ferdy menggerakkan pantatnya ke belakang dan ke depan. Aku mulai kegelian dan nikmat. Kubantu Ferdy dengan ikut menggerakkan pantatku berputar.

"Aduuhh.., Yeni..," erang Ferdy menahan laju perputaran pantatku.
Rupanya dia juga kegelian kalau aku menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku kuat-kuat agar tidak berputar lagi, justru dengan menahan pantatku kuat-kuat itulah aku menjadi geli dan berusaha untuk melepaskannya dengan cara bergerak berputar lagi, tapi dia semakin kuat memegangnya. Kulakukan lagi gerakan berulang dan kurasakan telur kemaluan Ferdy menatap pantatku licin dan geli. Rupanya Ferdy termasuk kuat juga, berkali-kali kemaluannya mengocek kemaluanku masih tetap saja tidak menunjukkan adanya kelelahan bahkan semakin meradang.

Kucoba mempercepat gerakan pantatku berputar semakin tinggi dan cepat, kulihat hasilnya Ferdy mulai kewalahan, dia terpengaruh iramaku yang semakin lancar. Kuturunkan kakiku menggamit pinggangnya, dia semakin tidak bergerak berputar lagi, tapi dia semakin kuat memegangnya. Kuturunkan kakiku menggamit pinggangnya, dia semakin tidak leluasa untuk bergerak, sehingga aku dapat mengaturnya. Aku merasakan sudah 4 (empat) kali kemaluanku mengeluarkan cairan untuk membasahi kemaluan Ferdy, tetapi Ferdy belum keluar juga.

Kupegang batang kemaluan Ferdy yang keluar masuk liang kewanitaanku, ternyata masih ada sisa sedikit yang tidak dapat masuk ke liang senggamaku.
Aku pun terus mengerang keasyikan, "Auh.. auh.. terus Fer.. auh.. Ena..k Fer.. Ugh.. ah.. lebih cepat lagi Fer.. ugh.. ah.. sshh.. uh.. oh.. uh.. ash.. sshh.."
"Kecepek.., kecepek.., kecepek..," bunyi kemaluanku saat kemaluan Ferdy mengucek habis di dalamnya.
Aku kegelian hebat, "Yeni.. aku mau keluar, Tahan ya..," pintanya menyerah.

Tanpa membuang waktu, kutarik kemaluanku dari kemaluannya, kugenggam dan dengan lincah kumasukkan bonggol kemaluan tersebut ke dalam mulutku, kukocok sambil kuhisap kuat-kuat, kuhisap lagi dan dengan cepat mulutku maju mundur untuk mencoba merangsang agar air maninya cepat keluar. Mulutku mulai payah tapi air mani yang kuharapkan tidak juga keluar. Kutarik kemaluan dari mulutku, Ferdy tersenyum dan sekarang telentang. Tanpa menunggu komando, kupegang kemaluannya, kutuntun ke lubangku dengan aku mendudukinya. Aku bergerak naik turun, dan dia memegang susuku dengan erat. Tidak lama kemudian ditariknya tubuhku melekat di dadanya, dan aku juga terasa panas.

"Sreet.., sreett.., sreett..," kurasakan ada semburan hangat bersamaan dengan keluarnya pelicin di kemaluanku, dia memelukku erat demikian pula aku.
Kakinya dijepitkan pada pinggangku kuat-kuat seolah tidak dapat lepas. Dia tersenyum puas.
"Yeni.., aku baru merasakan kemaluan seorang wanita. Kamu adalah wanita pertama yang merenggut bujanganku. Aku selama ini paling banter hanya melakukan peting saja. Sungguh luar biasa, enak gila, kepunyaanmu memijit punyaku sampai nggak karuan rasanya, aku puas Yen.."
"Aahh kamu bohong, masa seusiamu baru pertama kali melakukan kayak beginian," manjaku.
Dia hanya tersenyum dan kembali mengulum bibirku kuat-kuat.

"Sumpah, Yen..! Apakah kamu masih akan memberikannya lagi untukku..?" tanyanya.
"Pasti..! Tapi ada syaratnya..," jawabku.
"Apa dong syaratnya, Yen..?" tanyanya penasaran.
"Gampang saja, asal kamu bisa kuat seperti tadi. Atau nanti saya kasih pil untuk kamu ya, biar lebih kuat lagi..!"
"Oke deh.. Mandi bareng yuk, Yen.." ajaknya.
Dan kami pun mandi bersama, dan sekali lagi Ferdy memberikan kepuasan yang selama ini tidak kudapatkan selama kurang lebih satu setengah tahun.

Aku bersiap-siap pulang. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Aku langsung check out menuju Cihampelas mengantarkan Ferdy pulang. Mobil keluar hotel dengan berjalan perlahan.
Sepanjang perjalanan aku berfikir, "Kok bisa-bisanya aku mmberikan sesuatu hal yang aku jaga selama ini, padahal Ferdy baru pertama kali bertemu denganku. Sekaligus juga aku membayangkan kapan lagi aku dapat memperoleh kepuasan dari Ferdy."

Kini tangan Ferdy menempel pada pahaku, dan tanganku menempel di celananya. Sesekali Ferdy menyandarkan wajahnya ke dadaku dan jari nakal Ferdy mulai beraksi dengan manja. Kurasakan gumpalan daging kemaluan Ferdy mulai mengeras lagi, dia tersenyum melihatku. Akhirnya tidak terasa aku sudah sampai di Cihampelas, dan menurunkan Ferdy. Selanjutnya aku pulang ke rumahku di sekitar Sukarno-Hatta.

Terakhir, khusus bagi Anda WANITA (----KHUSUS WANITA----) yang sebaya ataupun senasib dengan saya (saya janda, berusia 33 tahun), sudi kiranya Anda membagikan tips-nya untuk saya, agar saya dapat membahagiakan dan memuaskan Ferdy lebih lama.., dan la..ma lagi. Karena saya sepertinya mulai menyukai dia, dan tidak mau melepaskan dia. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya. Silakan Anda (----KHUSUS WANITA----) kontak saya. Terima kasih.

TAMAT

Nikmatin juga koleksi cerita sex di kategori cerita dewasa bro, semoga masih menyenangkan membaca disini di berita terbaru.... selamat membaca.

Friday, April 13, 2012

Agenliga Sebagai Agen Bola Online Untuk Euro 2012

Agenliga Sebagai Agen Bola Online Untuk Euro 2012 saya berharap bisa menang dalam kontes seo agenliga, nah untuk menang maka saya harus menulis konten yang original jadi ga ada yang sama dengan web lain, euro 2012 adalah ajang pertandingan sepak bola benua eropa yang sebentar lagi akan berlangsung di ikuti oleh negara yang mempunyai pemain bola kualitas dunia jadi jangan lewatkan ajang pertandingan sepak bola akbar ini.

Euro Cup 2012 kali ini pasti seru abis buat kamu pasti mempunyai jago tersendiri kan nah saya akan membahas salah satu negara yang saya jagokan hemm kalau kamu menjagokan siapa, harus pintar pintar melihat kekuatan sequad negara yang kamu jagokan ya jika kepengan ikut taruhan, oiya ngomong ngomong jika kamu suka bertauh maka saran saya jangan salah pilih agen ya... percayakan pada Agen Bola yang terpercaya seperti agenliga ini ga percaya coba aja langsung bermain di situ nah bukan cuman itu aja jika kamu suka ketangkasan maka tak salah lagi di agenliha juga ada yang namanya Bola Tangkas mau tau lebih banyak silahkan kunjungi dan silahkan berkonsultasi dengan cs nya.

Negara yang saya jagokan adalah Belanda mau tau squad belanda ini dia :

Kiper:
Maarten Stekelenburg (Ajax Amsterdam), Michel Vorm (Utrecht), Piet Velthuizen (Hercules Alicante)

Pemain belakang:
Gregory van der Wiel (Ajax Amsterdam), Khalid Boulahrouz (VFB Stuttgart), John Heitinga (Everton), Ron Vlaar (Feyenoord), Joris Mathijsen (SV Hamburg), Erik Pieters (PSV Eindhoven), Vurnon Anita (Ajax Amsterdam)

Pemain tengah:
Ibrahim Afellay (PSV Eindhoven), Mark van Bommel (Bayern Munich), Theo Janssen (Twente Enschede), Nigel de Jong (Manchester City), Hedwiges Maduro (Valencia), Wesley Sneijder (Internazionale), Rafael van der Vaart (Real Madrid), Demy de Zeeuw (Ajax Amsterdam)

Pemain depan:
Eljero Elia (SV Hamburg), Jeremain Lens (PSV Eindhoven), Dirk Kuyt (Liverpool), Klaas-Jan Huntelaar (AC Milan), Robin van Persie (Arsenal)

nah disitu ada van bomel, ada sneijder, van der vaart dan masih banyak lagi jadi saya yakin nih belanda akan menjadi pemenang euro 2012 kali ini nah teliti sebelum memutuskan untuk bertaruh lihat squadnya dan juga peluang menang nya semoga beruntung mas broo...

Karena yang namanya taruhan ma nonton barang adalah suatu hal yang wajar jadi siap siap untuk menyambut gegap gempitanya serunya euro 2012 bro....

Siapkan mental dan juga prediksimu bro karena itu akan membuat mu lebih bergairah dalam mengikuti serunya ajang Euro 2012 nanti. 

Wednesday, April 11, 2012

Jasa Pembuatan Website Toko Online Murah Berkualitas

Jasa Pembuatan Website Toko Online Murah Berkualitas saat ini banyak sekalo bertebaran di dunia maya karena apa karena memang saat ini bisnis di dunia online sudah sangat banyak sekali, termasuk website toko online tersebut, karena itu Jasa Pembuatan Website Toko Online Murah Berkualitas semakin banyak anda jumpai di dunia maya alias internet nah kalau anda adalah salah satu orang yang ingin memulai bisnis online sudah saatnya anda membikin sebuat toko dan website yang bagus dan profesional.


Kenapa harus bagus karena toko adalah sarana untuk promosi dan untuk menyenangkan pengunjung dan calon pelanggan jika tokonya bagus dan pelayanan nya profesional maka saya yakin toko online anda akan ramai juga, jika anda tidak ingin repot dan ingin langsung fokus ke pemasaran dan produk anda sendiri sya saran kan untuk mempercayakan pada Jasa Pembuatan Website Toko Online Murah Berkualitas yang sudah terpercaya diamanakah itu di jagoan store dimanakah anda bisa menjumpai atau ingin berkonsultasi langsung aja kunjungi banner di bawah ini yang ada tulisannya jagoan store disana anda akan dilayani dan juga akan di berikan solusi kemudahan utnuk membuat website toko online yang berkualitas.

Peluang usaha itu banyak sekali jika anda bisa melihat peluang yang anda sendiri juga suka misal saya suka ngopi maka Peluang Usaha Warung Kopi harus saya pelajari nah jika di buat bisnis online warung kopi seperti apa ya nanti pasti akan ketemu caranya, silahkan untuk datnag kembali disini di berita terbaru terima kasih atas kunjungannya.
 
[ close ]
Download New Firefox 3 Click here .Firefox web browser faster, more secure and customizable.